1.hubungan pusat-daerah
Hubungan pusat dan daerah tahun 1950 mengalami ketidakharmonisan atau
ketidak stabilan politik karena dilatar belakangi sebagai berikut :
a.
Banyak
muncul partai-partai baru.
b.
Pergantian
kabinet dalam waktu singkat dikarenakan masing-masing partai tidak saling
percaya.
Kabinet
yang selalu berganti dalam waktu yang relatif singkat meyebabkan ketidak puasan
pemerintah daerah.Karena apemerintah pusat sibuk dengan pergantian
kabinet,daerah kurang mendapat perhatian .Tuntunan-tuntunan dari daerah ke
pusat sering tidak dikabulkan.
Situasi ini menyebabkan kekecewaan terhadap pemerintah pusat.Situasi meyebabkan munculnya gejala provinsialisme atau sifat kedaerahan.
Situasi ini menyebabkan kekecewaan terhadap pemerintah pusat.Situasi meyebabkan munculnya gejala provinsialisme atau sifat kedaerahan.
Untuk
menciptakan hubungan pusat-daerah yang harmonis, Kabinet Ali Sastroamijoyo II
mengeluarkan Undang-Undang No.1 Tahun 1957 tentang Pokok-Pokok Pemerintah
Daerah. Dalam UU tersebut diatur pembagian kekuasaan dan keuangan antara pusat
dan daerah.
Ditetapkan pula
bahwa Aceh menjadi provinsi lepas dari Sumatera Utara, sedangkan Kalimantan
dijadikan tiga provinsi yaitu Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, dan
Kalimantan Timur. Pemerintah menyadari bahwa ketimpangan hubungan pusat-daerah
dapat memicu munculnya benih-benih dan gerakan separatisme yang dapat mengancam
kelangsungan NKRI.
Meskipun
Undang-Undang tentang pokok-pokok Pemerintah Daerah telah dikeluarkan namun
ternyata hubungan antara pusat dan daerah pada masa Demokrasi Liberal tetap
kurang harmonis. Ketidakharmonisan ini sangat berpengaruh terhadap kehidupan
politik nasional dan daerah pada bergolak bahkan melakukan pemberontakan.
Pergolakan yang dimaksud misalnya pemberontakan PRRI
dan Permesta yang sebelumnya diawali dengan terbentuknya dewan-dewan daerah. Di
Kalimantan,Letkol Hasan Basri Panglima Devisi setempat, mendirikan Dewan
Lambung Mangkurat pada tanggal 13 Maret 1957.Sebagaimana daerah-daerah lain,
Lambung Mangkurat juga menghendaki perlakuan yang lebih baik oleh pusat.
Situasi ini menyebabkan jatuhnya Kabinet Ali Sastroamijoyo II yang kemudian
Indonesia dalam keadaan darurat.Untuk menyelesaikan masalah pusat daerah dan
membubarkan dewan-dewan pemerintah mengambil langkah-langkah sebagai berikut :
a. Mengirim utusan ke Sumatera Tengah yang di pimpin oleh Kolonel Dahlan
Djambek dan Eni Karim.
b. Mengirim Maengkom sebagai utusan ke Sulawesi Utara.
c. Menyelenggarakan Konferensi Panglima Tentara dan Teritorium seluruh
Indonesia pada bulan September 1957 dengan tujuan menyelesaikan masalah pusat
dan daerah secara musyawarah.
d. Menyelenggarakan Musyawarah Nasional pada bulan September 1957.
e. Menyelenggarakan Musyawarah Nasional Pembangunan untuk mempersiapkan
usaha-usaha pembangunan daerah.
Namun,berbagai upaya tersebut
ternyata tidak mampu mengembalikan keharmonisan hubungan
pusat-daerah.Pemberontakan dan peryantaan melepaskan diri dari pusat tetap
terjadi dibeberapa daerah.
2.Persaingan
Ideologis dan Pergolakan Sosial Politik
Persaingan ideologis dan pertentangan politik
terjadi menjelang terbentuknya kembali negara kesatuan sampai setelah Indonesia
kembali menjadi negara kesatuan.Kondisi sangat mempengaruhi kehidupan politik
nasional tahun 1950-an.Hal-hal yang melatar belakangi terjadi persaingan
idelogis dan pergolakan politik adalah :
v
Persaingan
dari kelompok unitaris dan kelompok federasi .Kelompok unitaris adalah kelompok
yang menginginkan Indonesia kembali menjadi negara kesatuan,sedangkan kelompok
federalis adalah kelompok yang menginginkan Indonesia tetap dipertahankan
menjadi negara federal.
Hal tesebut yang mengakibatkan terjadi pemberontakan dimana-dima
diantaranya yaitu pemberontakan ARPA,Andi Aziz,dan RMS yang merupakan ekses
dari pertentangan yang terjadi antara dua
kelompok ini.Kondisi ini diperburuk lagi dengan tidak harmonisnya hubungan
pusat-daerah dan munculnya gerakan DI/TII yang menginginkan berdirinya Negara
Islam Indonesia
A.Pemberontakan DI/TII dan
Penanggulannya
Gerakan
NII ini bertujuan untuk menjadikan Republik Indonesia sebagai sebuah Negara yang menerapkan dasar
Agama Islam sebagai dasar Negara. Dalam perkembangannya, Negara Islam Indonesia
ini menyebar sampai ke beberapa wilayah yang berada di Negara Indonesia
terutama Jawa Tengah, Kalimantan Selatan, Aceh, dan Sulawesi Selatan.Usaha untuk
meruntuhkan organisasi DI/TII ini memakan waktu cukup lama di karenakan oleh
beberapa faktor, yaitu:
- Tempat tinggal pasukan DI/TII ini berada di daerah pegunungan yang sangat mendukung organisasi DI/TII untuk bergerilya.
- Pasukan Sekarmadji dapat bergerak dengan leluasa di lingkungan penduduk.
- Pasukan DI/TII mendapat bantuan dari orang Belanda yang di antaranya pemilik perkebunan, dan para pendukung Negara pasundan.
- Suasana Politik yang tidak konsisten, serta prilaku beberapa golongan partai politik yang telah mempersulit usaha untuk pemulihan keamanan.
Selanjutnya, untuk menghadapi pasukan DI/TII,
pemerintah mengerahkan Tentara Nasional Indonesia (TNI) untuk meringkus
kelompok ini. Pada tahun 1960 para pasukan Siliwangi bekerjasama dengan rakyat
untuk melakukan operasi “Bratayudha” dan “Pagar Betis” untuk menumpas kelompok
DI/TII tersebut. Pada Tanggal 4 Juni 1962 Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo dan
para pengawalnya di tangkap oleh pasukan Siliwangi dalam operasi Bratayudha
yang berlangsung di Gunung Geber, Majalaya, Jawa Barat. Setelah Sekarmadji
ditangkap oleh pasukan TNI, Mahkamah Angkatan Darat menyatakan bahwa Sekarmadji
Maridjan Kartosoewirjo dijatuhi hukuman mati, dan dan setelah Sekarmadji
meninggal, pemberontakan DI/TII di Jawa Barat dapat dimusnahkan.
1.Pemberontakan DI/TII di Jawa Tengah
pasukan DI/TII ini juga muncul di Jawa Tengah semenjak
adanya Majelis Islam yang di pimpin oleh seseorang bernama Amir Fatah. Di
Kebumen juga terdapat sebuah organisasi bernama Angkatan Umat Islam (AUI)
yang di dirikan oleh seorang kyai bernama Mohammad Mahfud Abdurrahman.Gerakan
ini bergabung dengan DII/TII Kartosuwiryo.Akan tetapi,gerakan-gerakan ini mulai terdesak oleh pasukan TNI ,tetapi
gerakn ini memperoleh bantian dari Batalyon 423 dan 426 yang memberontak kepada pemerintah.untuk menumpas gerombalan
DI/TII di JATENG,pemerintah mengahancurkan pasukan Benteng Raiders.
2.Pemberontakan DI/TII di Kalimantan Selatan
Pemberontakan ini dipimpin oleh Ibnu Hajar alias
Haderi bin Umar.Ia adalah seorang Letnan Dua TNI.Pada tanggal 10 oktober,ia
menyatakan gerakannya sebagian dari gerakan DI/TII Kartosuwiryo di Jaba.Awalnya
Ibnu Hajar dan pasukannya besedia berdamai dan mengakhiri pemberontakan dengan
pemerintah,pasukannya dan dia pun diterima sebagai anggota APRI.Tetapi,ia
berkhianat setelah ia merasa kuat dan memilikipersenjataan,dia mulai melakukan
pemberontakan kembali.Tahun 1959,Ibnu Hajar ditangkap dan disidangkan ke
Mahkamah Militer Luar Biasa.Tangga 22 maret 1965 ibnu hajar dijatuhi hukuman
mati
3. Pemberontakan DI/TII di Aceh
Pemberontakan dipimpin oleh Tengku Daud Beureuh.Beliau
adalah Gubenur Militer Daerah Istimewa
Aceh.Pada tanggal 20 september Daud melakukan pemberontakan yang disebabkan
karena kekecewaan Daud Beureuh yaitu status Aceh ditetapkan sebagai keresidenan,bukan lagi
provinsi.tanggal 21 september 1953 Daud Beureuh menyatakan bahwa aceh negara
islam.pada bulan desember 1962 diadakan Musyawarah Kerukunan Rakyat aceh yang diakan oleh prakasa kolonel
M.Yasin,Panglima I Iskandar muda seta didukung tokoh-tokoh pemerintah dan
rakyat.melalui musyawarah ini,pemberontakan dapat di akhiri.
4.Pemberontakan DI/TII di Sulawesi Selatan
Pemberontakan DI/TII ini juga terjadi di Sulawesi
Selatan yang di pimpin oleh Kahar Muzakar, organisasi yang sudah di dirikan
sejak tahun 1951 tersebut baru bisa di runtuhkan oleh pemerintah pada Tahun
1965. Untuk menumpas organisasi tersebut di butuhkan banyak biaya, tenaga, dan
waktu karena kondisi medan yang sangat sulit. Meski demikian, para pemberontak
DI/TII sangat menguasai area tersebut. Selain itu, para pemberontak
memanfaatkan rasa kesukuan yang berkembang di kalangan masyarakat untuk melawan
pemerintah dalam menumpas organisasi DI/TII tersebut. Setelah pemerintahan Republik
Indonesia mengadakan operasi penumpasan DI/TII bersama anggota Tentara Republik
Indonesia. Barulah seorang Kahar Muzakar tertangkap dan di tembak oleh pasukan
TNI pada tanggal 3 Februari 1965. Pada akhirnya TNI mampu menghalau seluruh
pemberontakan yang terjadi pada saat itu. Karena seperti yang kita ketahui
Indonesia terbentuk dari berbagai suku dengan beragam kebudayaannya dan UUD 45
yang melindungi beberapa kepercayaan sehingga tidak mungkin untuk menjadikan
salah satu hukum agama di jadikan hukum negara.
B.Angkatan
Perang Ratu Adil (APRA)
1.Latar belakang
Gerakan APRA di
dalangi oleh kelompok kolonis belanda yang ingin mengamankan kepentingan ekonominya di
Indonesia
2. Tujuan
mempertahan bentuk federal,berdirinya negara,dan
adanya tentara sendiri disetiap negara
3.Pergerakan
§ Tanggal 23
januari,Westeringdan pasukan merebut kota-kota penting di kota Bandung,membunuh
anggota TNI,dan menduduki markas staf divisi Siliwangi
§ Menyerang
kabinet RIS dan akan membunuh para menteri,namun dapat digagalkan
4.Penumpasan
§ Pemerintah
indonesia melancarkan operasi militer pd tgl 24 januari 1950
§ Di
jakarta,diadakan perundingan antara moh.hatta dan komisaris tinggi
Belanda.Hasil mayor Engels berhasilnya mengusir westerling dan pasukan ARPA
menginggalkan kota Bandung.
§ Melakukan
penangkap westerling dan sultan hamid II,namun WESTERLING berhasil kabur
§ Dampak dari
pergerakan APRA adanya parlemen pasundan yang mendesak membubarkan negara
tersebut dan terjadi tanggal 27 januari 1950
C.Pemberontakan Andi Aziz
1.Tokoh
Dipelopori
oleh kapten andi aziz
2.Latar belakang
§
Penolakan
pemerintah RIS atas tuntutan andi aziz ayang menginginkan APRIS dari unsur KNIL di ujungpandang saja yang
bertanggung jawab atas keamanan NIT
§
Penolakan
kehadiran TNI di SULSEL
3.Tujuan
Mempertahan keberadaan indonesia bagian timur
4.Pergerakan
§ Pd tgl 5 april 1950 pasukan
andi aziz menduki objek-objek penting sepertib lapangan udara dan kantor telkom
§ Menawan pejabat panglima
tentara dan teritorium,letkol A.Y Mokoginta
5.Penumpasan
§
Tgl 8
april 1950,pemerintah memberi ultimatum agar dalam waktu 4x24 jam menyerah tapi
andi aziz tidak segara melaporkan
§
Mengirim
pasukan yang dipimpim oleh mayor worang untuk menangkap menangkap andi aziz
§
Tgl 26
april 1950,mengirim pasukan dibawah kolonel A.E Kawilarang untuk menumpas habis pemberontakan andi aziz
yang dilakukan oleh pasukan KL DAN KNIL
D.Pemberontakan
Gerombolan republik Maluku selatan (RMS)
1.Tokoh
Didalangi oleh Mr.Dr christian robert
soumokil(bekas jaksa NIT )
2.Latar belakang
Disebabkan ketdidakpuasan
dengan terjadinya proses kembali NKRI
3.Tujuan
Memproklamasikan RMS yang terpisah dari NIT dan RIS
4.Pergerakan
§
Tlg 24 april 1950 soumokul memproklamasikan
RMS
§ Meminta
perhatian,dukungan,dan perlindungan dari negara luar seperti AS,Belanda,dan
komisi perdamaian untuk indonesia
5.upaya penumpasan
§ Menggunakan jalan damai dengan mengirim utusan dr.leimena,namun
mengalami kegagalan
§ Menggelar operasi dan ekspedisi militer yaitu gerakan operasi militer
yang dipimpin oleh kolonel alex kawilarang
§ Dalam perebutan benteng new
victoria,letkol slamet riyadi gugur
§ Tlg 2 desember 1963,dr.soumokul berhasil ditangkap dan diadili
E.pergolakan politik di berbagai
daerah
1. Pemerintah Revalusioner Republik Indonesia
atau PRRI
Latar belakang:
1.
Munculnya gerakan anti Cina di masyarakat
2.
Mubnculnya ketidaksenangan beberapa daerah terutama Sumatra dan Sulawesi
3.
Pertentangan partai politik yang berlarut – larut
4.
Munculnya dukungan dari militer terhadap persoalan beberapa daerah
Proses
pemberontakan: tanggal 9 Januari 1958 diadakan pertemuan di Sungai Daerah
Sumatra Barat dengan dihadiri oleh panglima militer daerah,tokoh-tokoh Masyumi
dan PSI yaitu Letkol Achmad Husein,Letkol Ventje Sumual,Kol.Simbolon,Kol
Dachlan Djambek,Kol.Sulkifli Lubis,M.Natsir,Syarif Usman,Burhanudin Harahap,dan
Syafruddin Prawiranegara membahas tentang pembentukan pemerintahan baru dan
esok harinya akan dilaksanakan rapat raksasa di Padang pada saat itu Ahmad
Husein memberikan ultimatum kepada pemerintah pusat supaya Kabinet Juanda dalam
5 x 24 jam harus menyerahkan mandatnya,pemerintah harus menyerahkan mandatnya,
pemerintah harus menunjuk Mohammad Hatta dan Sultan Hamengkubuwono IX untuk
membentuk zaken kabinet serta Presiden Soekarno harus menjadi presiden
konstitusional.Ultimatum tersebut ditolak oleh pemerintah pusat , sehingga pada
tanggal 15 Februari 1958 Ahmad Husein mengumumkan berdirinya Pemerintah
Revolusioner Republik Indonesia dengan Syafruddin Prawiranegara sebagai perdana
menterinya. Langkah yang ditempuh oleh pemerintah pusat adalahhh sebagai
berikut :
1.
Mengganti para perwira yang ikut mendukung dewan daerah dengan para perwira
yang loyal terhadap pemerintah pusat .
2.
Melakukan negoisasi damai demi terciptanya kembali Negara Kesatuan
Republik Indonesia.Namun upaya ini tidak mendapat tanggapan dari para perwira
yang tergabung dalam dewan daerah.
3.Pemerintah pusat
membentukoperasi militer dengan membagi wilayah kerja sebagai berikut :
a. Pada tahun 1958
menunjuk Letkol Kaharuddin Nasution sebagai pimpinan untuk menumpas
pemberontakan di Riau.
b. Bulan April l958 menunjuk Kolonel Ahmad
Yani sebagai pimpinan Sumatera Barat,operasi 17 Agustus berhasil merebut kota
Padang dan Bukittinggi.
c. Brigjen
Djatikusumo ditugaskan untuk membebaskan Sumatra Barat.
d. Letkol Dr.Ibnu
Sutowo ditugaskan untuk membebaskan Sumatra Selatan.
2. Perjuangan Rakyat Selatan ( PERMESTA )
Pada tanggal 2
Maret 1957 Letkol H.N. Ventje Sumual menjabat sebagai Panglima TT VII
memproklamasikan Piagam Perjuangan Rakyat Semesta yaitu Sulawesi ,Nusa
Tenggara,dan Maluku yang ditandatangani oleh lima puluh satu orang tokoh
Indonesia di wilayah timur.KSAD memerintahkan untuk menangkap perwira-perwira
yang terlibat yakni Warouw,Saleh Lahode,D.J.Somba dan Sumual.Pemberontakan
PERMESTA ini berakhir setelah pemerintah pusat melakukan operasi militer di
bawah komando Letkol Rukminto Hendraningrat dengan operasi gabungan yang
bernama Operasi Merdeka.
Pada pertengahan
1961 sisa-sisa Permesta menyerahkan diri menuruti seruan pemerintah dan
keamanan dapat pulih kembali.